Senin, 20 Mei 2013

Perbedaan PAL dan NTSC

PAL

PAL adalah sebuah enconding berwarna yang digunakan dalam televisi broadcast. PAL adalah singkatan dari “Phose Alternating Line” digunakan untuk garis alternasi fase.
PAL terdiri dari 625 baris dan ditayangkan sebanyak 25 frame dalam setiap satu detik (fps). System ini digunakan di seluruh dunia kecuali kebanyakan negara di Amerika, karena di Amerika menggunakan system NTSC. Sistem Broadcast PAL dikembangkan di Jerman oleh Walter Bruch, pada tahun 1967. PAL termasuk standar kedua dalam system televisi broadcast.

Jenis-jenis PAL:

PAL B/G/D/K/I

Standar televisi PAL umumnya menggunakan 625 garis dan 25 fps. Nengara yang menggunakan PAL B/G hampir semua Negara di Eropa Barat, PAL I digunakan di Inggris, Irlandia, Hongkong, dll. Untuk PAL D/K digunakan di Negara-negara Eropa Selatan, dan untuk standard PAL D khusus dipakai oleh China. PAL B/G/D/K/I menggunakan modulasi frekuensi dan modulasi video ditransmisikan menggunakan modulasi negatif AM untuk informasi suaranya. Indonesia menggunakan PAL B yang mengalokasikannya membutuhkan lebar bandwidth 7 MHz.

PAL M (Standar televisi Brazil)

PAL yang digunakan di negara Brazil menggunakan 525 garis dan 29.97 fps. Hampir semua negara yang menggunakan PAL M sama halnya menggunakan NTSC. Dan kebanyakan negara – negara yang menggunakan PAL M cenderung menggunakan NTSC karena kalau dilihat dari PAL M dengan NTSC sama. PAL M untuk informasi suaranya menggunakan modulasi frekuensi dan untuk modulasi videonya ditransmisikan menggunakan modulasi negatif AM

PAL Nc (Standar televisi Argentina)

PAL Nc (PAL combinasi N), untuk negara Argentina menggunakan 625 garis per 50 Hertz. PAL Nc untuk informasi suaranya menggunakan modulasi frekuensi dan untuk modulasi videonya ditransmisikan menggunakan modulasi negatif AMPAL N (Standar televise Uruguay)

PAL N (PAL combinasi N), untuk negara Uruguay menggunakan 625 garis per 50 Hertz. Di negara Uruguay biasanya menggunakan juga PAL DVD yaitu televise dengan menggunakan DVD langsung dalam siaranya. PAL N untuk informasi suaranya menggunakan modulasi frekuensi dan untuk modulasi videonya ditransmisikan menggunakan modulasi negatif AM.

PAL L

PAL L untuk informasi suaranya menggunakan modulasi frekuensi dan untuk modulasi videonya ditransmisikan menggunakan modulasi positif AM. Penggunaan PAL L sama halnya dengan menggunakan standar televisi SECAM yaitu menggunakan 625 garis/50Hertz dan menggunakan 15.625 kHz kecepatan garisnya. Penggunaan televisi PAL L ini tidak untuk televisi nasional tetapi digunakan untu televisi jaringan dihotelhotel.

NTSC

NTSC (National Television Systems Committee) adalah standard untuk transmisi televisi analog di Amerika Serikat dan beberapa negara di dunia, termasuk beberapa negara, diantaranya Samoa Amerika, Antigua dan Barbuda, Aruba, Bahama, Barbados, Belize, Bermuda, Bolivia, British Virgin Islands, Kanada, Cayman Islands, Chile, Kolombia, Kosta Rika, Kuba, Diego Garcia, Dominika, Republik Dominika, Ekuador, El Salvador, Fiji, Grenada, Guam, Guatemala, Guyana, Haiti, Honduras, Jamaika, Jepang, Kepulauan Leeward, Kepulauan Marshall, Meksiko, Mikronesia, Atol Midway, Montserrat, Myanmar, Antillen Belanda, Nikaragua, Kepulauan Mariana Utara, Palau, Panama, Peru, Filipina, Samoa, Korea Selatan, St Kitts dan Nevis, St Lucia, St Vincent dan Grenadines, Suriname, Taiwan, Trinidad dan Tobago, AS Virgin Islands, dan Venezuela .

NTSC dibangun pada tahun 1953 oleh National Television Systems Committee. NTSC mendefinisikan standard video yang menyediakan 482 garis resolusi vertical dan 16 juta warna. NTSC mentrasmisikan 525 garis, tetapi beberapa garis digunakan untuk sync, vertical retrace, dan closed captioning.

Berbeda halnya dengan PAL , NTSC membagi 25 baris per frame dan sebanyak 30 frame dalam satu detiknya atau 29,97 frame perdetik (fps). NTSC melakukannya dengan memberikan 59,94 setengah-interlaced frame / detik.

Interlace adalah teknik alternating transmisi garis genap dan garis ganjil untuk meningkatkan resolusi efektif tanpa meningkatkan pemanfaatan bandwidth. NTSC memiliki rasio aspek 4:3.

PERBEDAAN UTAMA:

FPS atau frame per second yang lebih tinggi dari PAL, dimana pada pal system, fps-nya adalah 25fps, yang berarti dalam 1 detik video kamera merekam 25 gambar, sedangkan pada NTSC menggunakan fps 29,97.
Resolusi gambar NTSC adalah 720×480 sedangkan PAL adalah 720×576, yang berarti pada PAL gambar sedikit lebih besar atau ‘tinggi’ daripada NTSC

KEKURANGAN:

Apa dampak dari perbedaan fps dan resolusi? salah satunya adalah bila melakukan ‘backup’ atau transfer data ke media lain misalnya ke hardisk untuk melakukan editing, maka waktu untuk editing dan rendering data dari handycam NTSC akan relatif lebih lama untuk diproses karena lebih banyaknya data yang ada (+- 20%) apabila dibandingkan dengan PAL system.
Bila hendak menggabungkan hasil shooting dari handycam NTSC dengan hasil shooting handycam PAL, maka banyak software editing video mengalami kesulitan untuk bekerja dengan 2 system dan resolusi yang berbeda tersebut, sehingga muncul peringatan ataupun error. Dalam hal ini, biasanya salah satu format color system harus di-convert terlebih dahulu sehingga kedua video memiliki color system yang sama (NSTC yang diconvert ke PAL, atau sebaliknya)
Kesulitan untuk menjual kembali, dikarenakan banyak orang tidak menginginkan handycam dengan color system NTSC, karena dianggap format ‘asing’ yang memang biasanya barang bawaan dari luar negeri, dan tanpa disertai garansi.

KELEBIHAN:

Kelebihan menggunakan video camcorder berformat NTSC adalah tingginya FPS, yang menyebabkan lebih banyak jumlah gambar yang tertangkap, dan hal ini sangat bermanfaat bagi para penggemar video shooting atau movie maker yang membutuhkan efek ’slow motion’. Sehingga dengan video kamera NTSC, diperoleh hasil perlambatan yang lebih smooth karena data gambar tersedia lebih banyak, lain halnya dengan PAL, yang bila diperlambat akan lebih blurry karena kemampuan tangkap gambar 25 gambar per detik
Gambar yang dihasilkan bila di-play ke televisi langsung, juga tampak sedikit lebih smooth bagi mereka yang dapat membedakannya, juga dikarenakan fps yang lebih tinggi dari PAL.
Bila data video perlu di-backup ke vcd atau dvd video dan dikirimkan ke relasi di luar negeri yang negaranya menganut color system NTSC, maka tidak ada kesulitan dengan hal ini. catatan: tv kita biasanya diset menjadi auto color system, sehingga otomatis switch antara pal (stasiun tv) dan ntsc (dvd movie).

Sabtu, 09 Juni 2012

Sual UAS TEORI SMAN 60 Jakarta

Berikut adalah soal UAS teori kelas X dan XI

Peraturan :

Nama file : UAS(spasi)Nama Lengkap(spasi)Kelas
                  contoh : UAS Budi X-1
Di subjek emailnya :  
UAS(spasi)Nama Lengkap(spasi)Kelas
                  contoh : UAS Budi X-1

Email harus saya terima paling lambat pukul : 10.00 wib, tanggal 9 Juni 2012 ke nicofricaputra@yahoo.co.id


soal UAS kelas X bisa di download disini


Soal UAS kelas XI bisa di download disini

Senin, 04 Juni 2012

Membuat Sistem Informasi Kasir Sederhana berbasis Microsoft Excel




Microsoft Excel merupakan salah satu program yang telah disediakan oleh Microsoft office yang pada umumnya digunakan dalam pembuatan sistem pembukuan, dan data lainnya yang umumnya diolah dalam bentuk angka.
Dalam Tutorial ini sendiri kita akan membuat sebuah sistem informasi kasir sederhana menggunakan Microsoft excel. Dalam tutorial ini kita juga akan membuat sistem informasi mengenai stok barang dan keuntungan dari penjualannya. Pembuatan turorial ini menggunakan Microsoft excel 2007, namun bagi pengguna yang menggunakan Microsoft excel 2003, 2010 atau versi yang lainnya tetap bisa mengikuti tutorial ini karena pada dasarnya fungsinya juga sama.
Langkah 1.
Berikan nama toko program yang akan anda buat, misal TOKO SUKA MAKMUR, atau seperti contoh berikut :

Langkah 2
Buat daftar belanja pelanggan, pernah belanja ke CK ato Indomaret? Nah kita buat kayak daftar belanja yang ada di komputer disana.  Untuk itu kita ketikkan NO, KODE BARANG, QTY (dengan cabang eceran,grosir), NAMA BARANG, HARGA (eceran,grosir),  dan JUMLAH BARANG seperti biasa, di lembar kerja sheet1. Atau seperti contoh dibawah :

Langkah 3
Kita buat database barang yang akan kita jual di toko. Namun kita membuatnya di dalam sheet2. Hal ini dilakukan agar terlihat lebih rapi karena terletak dalam sheet yang berbeda. Seperti contohnya dibawah ini :


Langkah 4.
Sekarang kita buat fungsi agar saat kita mengetik kode barang nanti akan muncul nama barang dan  harganya. Dengan menggunakan fungsi  VLOOKUP.
Isikan fungsi pada cell nama barang dengan memanfaatkan VLOOKUP. Seperti di bawah ini : 

Gunakan cell2 kode barang(B6) sebagai  kode yang dicari. Cell yang di beri fungsi VLOOKUP (seperti gambar dibawah ini):

Maka hasilnya bila dimasukkan kode salah satu barangnya akan muncul nama barangnya . Seperti lihat gambar dibawah :


Lakukan VLOOKUP juga pada harga eceran begitu pula dengan  grosirnya, seperti gambar dibawah ini :
Sehingga akan muncul .
VLOOKUP disini berfungsi untuk melakukan pencarian data secara vertical terhadap cell yang telah dipilih sebelumnya.
Langkah 5
Setelah harga dan nama barang sudah muncul, sekarang tinggal mengolah data untuk proses menjumlahkannya.

Artinya,  jumlah =QTY eceran*harga eceran+QTY grosir*harga grosir
Perlu diperhatikan dalam pengisian nilai QTY adalah pemberian angka nol (0) jika dalam QTY tersebut tidak ada pembelian. Kalaupun cuma membeli eceran tidak membeli secara grosir, ketik angka 0 di QTY grosir, karena kalo dibiarkan dalam teks kosong akan keluar error dalam fungsinya.
Di cell keterangan diisi kalo barang yang kita jual mencukupi stock yang tersedia,  oleh karena itu cell ket berisi rumus seperti berikut:
Artinya, =IF(B6=”",”",IF(Q6-C6-D6*J6<0,”tidak ada”,”ada”)).
Untuk  Q6 seperti berikut :

Q6       : untuk jumlah stock untuk kode barang pake =IF(B6=”",”",VLOOKUP(B6,$K$6:$O$25,5,FALSE))
C6       : untuk jumlah eceran
D6       :  untuk jumlah grosir
J6       : untuk jumlah eceran tiap grosir, (karena tiap barang mememiliki grosiran yang beda maka gunakan VLOOKUP lagi untuk memeriksa banyak eceran per grosir pada tiap barang). Maka, function untuk J6 dan seterusnya… digunakan =IF(B6=”",”",VLOOKUP(B6,$K$6:$P$25,6,FALSE)).
Baik, setelah mengkalkulasi  dan mendapat hasil  = if (B6=”",”",IF(O6-C6-D6*J6<0,”tidak ada”,”ada”)), Ini artinya jika jumlah barang yang kita jual melebihi jumlah stock (dalam hal ini jumlah barang dijual dikurangi jumlah stock akan berhasil negative) akan keluar kata stock kurang bila tidak hanya tulisan ada yang keluar di cell ket.

Selanjutnya, untuk tutorial selengkapnya dalam bentuk PDF silahkan download disini 
Selanjutnya, untuk program kasir dalam bentuk microsoft excel silahkan download disini

Senin, 12 Maret 2012

Pengertian kolom To, CC dan Bcc pada email


Berkirim pesan/surat melalui email sering dijumpai pada hari-hari ini. Tidak peduli apakah Anda seorang karyawan biasa ataupun bos dari suatu perusahaan, menguasai email sangatlah disarankan. Kegunaan daripada email antara lain: Mengirimkan email kepada satu orang penerima Mengirimkan email untuk beberapa penerima sekaligus Mengirimkan email kepada seseorang/beberapa orang penerima sekaligus dan juga mengirimkannya sebagai terusan/tembusan untuk penerima lain Ketika kita menulis email baru, kita akan dihadapkan pada kolom To, Bcc, Cc, serta kotak tempat kita menuliskan pesan yang akan dikirimkan. Nah yang sering kali diabaikan adalah kolom Bcc dan kolom Cc, apa maksud dari Bcc dan Cc? Mari kita telaah ketiga kolom tersebut: kolom To:
Disini kita mengetikkan alamat tujuan pengiriman email. Kita dapat mengirimkan sebuah alamat email saja, atau sekaligus beberapa alamat. Setiap alamat email bisa dipisahkan dengan tanda koma “,”.
Misalnya: penerimasatu@domain.com, penerimadua@domain.com dst. Dalam konteks tersebut, penerima satu dan dua akan tahu kepada siapa saja email tersebut dikirimkan. kolom Cc: Ini merupakan kependekan dari “Carbon Copy“. Ini mirip dengan istilah pertama diatas. Bedanya terlihat kepada kesan kepada siapa email utama ditujukan, dan kepada siapa salinan email juga akan dibaca.
Penerima yang dituliskan dalam kolom To: akan dapat melihat alamat email penerima lainnya, dan begitu juga sebaliknya. Penggunaan seperti ini biasanya digunakan ketika kita ingin memberitahukan pihak lain ketika kita mengirimkan email kepada penerima utama. Contoh: Saya ingin berkirim email kepada Pak Deny, dan saya ingin pula Pak Budi menerima salinan email tersebut. Pak Deni tahu bahwa email saya juga dikirimkan ke Pak Budi (sebagai salinan), dan begitu juga sebaliknya dengan Pak Budi. kolom Bcc: Kependekan dari “blind carbon copy“. Sedikit berbeda dengan Cc: seperti dijelaskan diatas. Disini, semua penerima yang dituliskan dibagian Bcc: tidak tahu kepada siapa saja email tersebut dikirimkan. Seolah-olah, email tersebut dikirimkan satu per satu ke setiap penerima. Padahal, kita hanya mengirimkan satu kali, langsung kebeberapa penerima. Satu-satunya alamat email lain yang terlihat adalah alamat email pada kolom To:. Untuk menghindari supaya tidak ada alamat email lain yang terlihat (selain alamat email Anda sendiri), Anda bisa memasukkan alamat email Anda sendiri pada kolom To:, kemudian masukkan alamat email penerima lain dalam kolom Bcc:. Jika kita sudah mengetahui arti daripada kolom To, Cc dan Bcc, maka kemungkinan besar sekarang kita bisa memaksimalkan dari penggunaan email. Semoga artikel ini berguna bagi anda pengguna email. :)


Baca juga :




Bilangan biner dan konversinya



Pengertian Bilangan Biner. Disini saya akan menjelaskan mengenai Pengertian Bilangan Biner. Bilangan Biner atau binary atau binary digit (dapat disingkat menjadi bit) adalah salah satu jenis dari sistem bilangan yang ada. Bilangan Biner terdiri dari angka 0 dan 1.


Bilangan Biner umum digunakan pada dunia komputasi. Komputer menggunakan Bilangan Biner agar bisa saling berkomunikasi antar komponen (hardware) maupun antar sesama komputer. Karena komputer hanya menggunakan bahasa mesin, yaitu apabila komputer mendapatkan sinyal listrik atau tegangan listrik (Volt), berarti bernilai 1. Apabila komputer tidak mendapatkan sinyal listrik atau tegangan listrik, berarti bernilai 0.


Bilangan Biner dapat dikonversikan ke jenis sistem bilangan lain seperti bilangan Desimal dan Oktal. Manusia sering menggunakan bilangan Desimal dalam kehidupannya sehari-hari. Bilangan Biner dan jenis sistem bilangan lainnya saling menyusun satu sama lain. Misalnya bilangan biner 00000010 merupakan angka 2 dalam bilangan Desimal. Begitupun sebaliknya, apabila angka 2 Desimal, maka berarti angka 00000010 dalam Bilangan Biner


Bilangan Biner digunakan juga untuk menyusun suatu data ataupun file yang terdapat di dalam komputer. Misalnya terdapat suatu file yang berukuran 1MB (Mega Byte). Apabila 1 Byte = 8 bit, berarti file tersebut tersusun atas beratus-ratus bit menjadi sebuah file tersebut.


Bilangan Biner juga digunakan untuk berkomunikasi antar sesama komputer dalam suatu jaringan. Karena komputer hanya mengerti Bilangan Biner, maka komputer menstransmisikan sinyal-sinyal listrik ke perangkat jaringan untuk bisa berkomunikasi satu sama lain.


Bilangan Biner sangat penting dalam menyusun suatu jaringan komputer. Untuk menyusun suatu IP Address, Bilangan Biner sangatlah diperlukan.


Bilangan desimal adalah bilangan yang menggunakan 10 angka mulai 0 sampai 9 berturut2. Setelah angka 9, maka angka berikutnya adalah 10, 11, 12 dan seterusnya. Bilangan desimal disebut juga bilangan berbasis 10. Contoh penulisan bilangan desimal : 1710. Ingat, desimal berbasis 10, maka angka 10-lah yang menjadi subscript pada penulisan bilangan desimal.


Bilangan biner adalah bilangan yang hanya menggunakan 2 angka, yaitu 0 dan 1. Bilangan biner juga disebut bilangan berbasis 2. Setiap bilangan pada bilangan biner disebut bit, dimana 1 byte = 8 bit.  Contoh penulisan : 1101112.


Bilangan oktal adalah bilangan berbasis 8, yang menggunakan angka 0 sampai 7. Contoh penulisan : 178.

Bilangan heksadesimal, atau bilangan heksa, atau bilangan basis 16, menggunakan 16  buah simbol, mulai dari 0 sampai 9, kemudian dilanjut dari A sampai F. Jadi, angka A sampai F merupakan simbol untuk 10 sampai 15. Contoh penulisan : C516.
Hmm....

Sepertinya prolognya sudah cukup. Lanjut ke proses kalkulasi…



Desimal ke binner


Saya langsung saja ambil sebuah contoh bilangan desimal yang akan dikonversi ke biner. Setelah itu, akan saya lakukan konversi masing-masing bilangan desimal, biner, oktal dan heksadesimal.
Misalkan bilangan desimal yang ingin saya konversi adalah 2510.
Maka langkah yang dilakukan adalah membagi tahap demi tahap angka 2510 tersebut dengan 2, seperti berikut :

25 : 2 = 12,5

Jawaban di atas memang benar, tapi bukan tahapan yang kita inginkan. Tahapan yang tepat untuk melakukan proses konversi ini sebagai berikut :
25 : 2 = 12 sisa 1.    —–> Sampai disini masih mengerti kan? ...

Langkah selanjutnya adalah membagi angka 12 tersebut dengan 2 lagi. Hasilnya sebagai berikut :

12 : 2 = 6 sisa 0.      —–> Ingat, selalu tulis sisanya.

Proses tersebut dilanjutkan sampai angka yang hendak dibagi adalah 0, sebagai berikut :

25 : 2 = 12 sisa 1.

12 : 2 = 6 sisa 0.

6 : 2 = 3 sisa 0.

3 : 2 = 1 sisa 1.

1 : 2 = 0 sisa 1.

0 : 2 = 0 sisa 0…. (end)

Nah, setelah didapat perhitungan tadi, pertanyaan berikutnya adalah, hasil konversinya yang mana? Ya, hasil konversinya adalah urutan seluruh sisa-sisa perhitungan telah diperoleh, dimulai dari bawah ke atas.

Maka hasilnya adalah 0110012. Angka 0 di awal tidak perlu ditulis, sehingga hasilnya menjadi 110012. Mengerti? 



Desimal ke oktal


Lanjut…..

sekarang saya akan menjelaskan konversi bilangan desimal ke oktal.

Proses konversinya mirip dengan proses konversi desimal ke biner, hanya saja kali ini pembaginya adalah 8. Misalkan angka yang ingin saya konversi adalah 3310. Maka :

33 : 8 = 4 sisa 1.

4 : 8 = 0 sisa 4.

0 : 8 = 0 sisa 0….(end)

Hasilnya? Coba tebak…418!!!


Desimal ke heksadesimal

Sekarang tiba waktunya untuk mengajarkan proses konversi desimal ke heksadesimal…

Seperti biasa, langsung saja ke contoh. Hehe…

Misalkan bilangan desimal yang ingin saya ubah adalah 24310. Untuk menghitung proses konversinya, caranya sama saja dengan proses konversi desimal ke biner, hanya saja kali ini angka pembaginya adalah 16. Maka :

243 : 16 = 15 sisa 3.

15 : 16 = 0 sisa F.      —-> ingat, 15 diganti jadi F..

0 :  16 = 0 sisa 0….(end)

Nah, maka hasil konversinya adalah F316. Mudah, bukan?

Fiuh..
Lanjut lagi…



Biner ke desimal


Sekarang kita beralih ke konversi bilangan biner ke desimal. Proses konversi bilangan biner ke bilangan desimal adalah proses perkalian setiap bit pada bilangan biner dengan perpangkatan 2, dimana perpangkatan 2 tersebut berurut dari kanan ke kiri bit bernilai 20 sampai 2n.

Langsung saja saya ambil contoh bilangan yang merupakan hasil perhitungan di atas, yaitu 110012. Misalkan bilangan tersebut saya ubah posisinya mulai dari kanan ke kiri menjadi seperti ini.

1

0

0

1

1
Nah, saatnya mengalikan setiap bit dengan perpangkatan 2. Ingat, perpangkatan 2 tersebut berurut mulai dari 20 sampai 2n, untuk setiap bit mulai dari kanan ke kiri. Maka :

1     ——>    1 x 20 = 1

0     ——>    0 x 21 = 0

0     ——>    0 x 22 = 0

1     ——>    1 x 23 = 8

1     ——>   1 x 24 = 16 —> perhatikan nilai perpangkatan 2 nya semakin ke bawah semakin besar

Maka hasilnya adalah 1 + 0 + 0 + 8 + 16 = 2510.
Nah, bandingkan hasil ini dengan angka desimal yang saya ubah ke biner di awal tadi. Sama bukan?



Biner ke oktal


Sudah ini, sudah itu, sekarang….nah, konversi bilangan biner ke oktal. hehe…

siap?...


Untuk merubah bilangan biner ke bilangan oktal, perlu diperhatikan bahwa setiap bilangan oktal mewakili 3 bit dari bilangan biner. Maka jika kita memiliki bilangan biner 1101112 yang ingin dikonversi ke bilangan oktal, langkah pertama yang kita lakukan adalah memilah-milah bilangan biner tersebut, setiap bagian 3 bit, mulai dari kanan ke kiri, sehingga menjadi seperti berikut :


110                 dan               111


Sengaja saya buat agak berjarak, supaya lebih mudah dimengerti. Nah, setelah dilakukan proses pemilah2an seperti ini, dilakukan proses konversi ke desimal terlebih dahulu secara terpisah. 110 dikonversi menjadi 6, dan 111 dikonversi menjadi 7. Hasilnya kemudian digabungkan, menjadi 678, yang merupakan bilangan oktal dari 1101112… 


“Tapi, itu kan kebetulan bilangan binernya pas 6 bit. Jadi dipilah-pilah 3 pun masih pas. Gimana kalau bilangan binernya, contohnya, 5 bit?”


Hehe…Gampang..
Contohnya 110012. 5 bit kan?...


Sebenarnya pemilah-milahan itu dimulai dari kanan ke kiri. Jadi hasilnya 11 dan 001. Ini kan sebenarnya sudah bisa masing2 diubah ke dalam bentuk desimal. Tapi kalau mau menambah kenyamanan di mata, tambahin aja 1 angka 0 di depannya. Jadi 0110012. Tidak akan merubah hasil perhitungan kok. Tinggal dipilah-pilah seperti tadi.

Okeh?...



Biner ke heksadesimal


Selanjutnya adalah konversi bilangan biner ke heksadesimal.

Hmm…

Sebagai contoh, misalnya saya ingin ubah 111000102 ke bentuk heksadesimal. Proses konversinya juga tidak begitu rumit, hanya tinggal memilahkan bit-bit tersebut menjadi kelompok-kelompok 4 bit. Pemilahan dimulai dari kanan ke kiri, sehingga hasilnya sbb :

1110            dan           0010

Nah, coba lihat bit-bit tersebut. Konversilah bit-bit tersebut ke desimal terlebih dahulu satu persatu, sehingga didapat :

1110 = 14    dan           0010 = 2

Nah, ingat kalau 14 itu dilambangkan apa di heksadesimal? Ya, 14 dilambangkan dengan E16.

Dengan demikian, hasil konversinya adalah E216.

Seperti tadi juga, gimana kalau bilangan binernya tidak berjumlah 8  bit?

Contohnya 1101012?..
Yaa…Seperti tadi juga, tambahin aja 0 di depannya. Tidak akan memberi pengaruh apa-apa kok ke hasilnya. Jadi setelah ditambah menjadi 001101012. Selanjutnya, sudah gampang kan?...



Oktal ke desimal


Selanjutnya, konversi bilangan oktal ke desimal. Hal ini tidak terlalu sulit. Tinggal kalikan saja setiap bilangan dengan perpangkatan 8. Contoh, bilangan oktal yang akan dikonversi adalah 718. Maka susunannya saya buat menjadi demikian :

1

7

dan proses perkaliannya sbb :

1 x 80 = 1

7 x 81 = 56

Maka hasilnya adalah penjumlahan 1 + 56 = 5710.
 

Oktal ke biner


Habis konversi oktal ke desimal, maka saat ini giliran oktal ke biner. Hehe..Langsung ke contoh. Misalkan saya ingin mengubah bilangan oktal 578 ke biner. Maka langkah yang saya lakukan adalah melakukan proses konversi setiap bilangan tersebut masing-masing ke 3 bit bilangan biner.

5 = 1012.

7 = 1112,

jika dikonversi ke biner menjadi…?

Maka hasilnya adalah 1011112. Jamin benar deh…




Oktal ke heksadesimal


Hmm…

Berarti…

Sekarang giliran konversi oktal ke heksadesimal.Untuk konversi oktal ke heksadesimal, kita akan membutuhkan perantara, yaitu bilangan biner. Maksudnya? Maksudnya adalah kita konversi dulu oktal ke biner, lalu konversikan nilai biner tersebut ke nilai heksadesimalnya. Nah, baik yang konversi oktal ke biner maupun biner ke heksadesimal kan udah dijelaskan. Coba buktikan, bahwa bilangan oktal 728 jika dikonversi ke heksadesimal menjadi 3A16. Bisa kan?...

Bisa dong…



Heksadesimal ke desimal


Selanjutnya adalah konversi bilangan heksadesimal ke desimal.Untuk proses konversi ini, caranya sama saja dengan proses konversi biner ke desimal, hanya saja kali ini perpangkatan yang digunakan adalah perpangkatan 16, bukan perpangkatan 2. Sebagai contoh, saya akan melakukan konversi bilangan heksa C816 ke bilangan desimal. Maka saya ubah dulu susunan bilangan heksa tersebut, mulai dari kanan ke kiri, sehingga menjadi sebagai berikut :

8

C

dan kemudian dilakukan proses perkalian dengan perpangkatan 16, sebagai berikut :

8 x 160 = 8

C x 161 = 192     ——> ingat, C16 merupakan lambang dari 1210

Maka diperolehlah hasil konversinya bernilai 8 + 192 = 20010.



Heksadesimal ke biner


Tutorial berikutnya, konversi dari heksadesimal ke biner.

Dalam proses konversi heksadesimal ke biner, setiap simbol dalam heksadesimal mewakili 4 bit dari biner. Misalnya saya ingin melakukan proses konversi bilangan heksa B716 ke bilangan biner. Maka setiap simbol di bilangan heksa tersebut saya konversi terpisah ke biner. Ingat, B16 merupakan simbol untuk angka desimal 1110. Nah, desimal 1110 jika dikonversi ke biner menjadi 10112, sedangkan desimal 710 jika dikonversi ke biner menjadi 01112. Maka bilangan binernya adalah 101101112, atau kalau dibuat ilustrasinya seperti berikut ini :

B                         7       —-> bentuk heksa

11                       7       —-> bentuk desimal

1011                0111    —-> bentuk biner

Hasilnya disatukan, sehingga menjadi 101101112. Understood? ...

Heksadesimal ke oktal


Last but not least, konversi heksadesimal ke oktal.

Nah, sama seperti konversi oktal ke heksadesimal, kita membutuhkan bantuan bilangan biner. Lakukan terlebih dahulu konversi heksadesimal ke biner, lalu konversikan nilai biner tersebut ke oktal. Sebagai latihan, buktikan bahwa nilai heksadesimal E716 jika dikonversi ke oktal menjadi 3478.