PAL
PAL adalah sebuah enconding berwarna yang digunakan dalam
televisi broadcast. PAL adalah singkatan dari “Phose Alternating Line”
digunakan untuk garis alternasi fase.
PAL terdiri dari 625 baris dan
ditayangkan sebanyak 25 frame dalam setiap satu detik (fps). System ini
digunakan di seluruh dunia kecuali kebanyakan negara di Amerika, karena
di Amerika menggunakan system NTSC. Sistem Broadcast PAL dikembangkan di
Jerman oleh Walter Bruch, pada tahun 1967. PAL termasuk standar kedua
dalam system televisi broadcast.
Jenis-jenis PAL:
PAL B/G/D/K/I
Standar
televisi PAL umumnya menggunakan 625 garis dan 25 fps. Nengara yang
menggunakan PAL B/G hampir semua Negara di Eropa Barat, PAL I digunakan
di Inggris, Irlandia, Hongkong, dll. Untuk PAL D/K digunakan di
Negara-negara Eropa Selatan, dan untuk standard PAL D khusus dipakai
oleh China. PAL B/G/D/K/I menggunakan modulasi frekuensi dan modulasi
video ditransmisikan menggunakan modulasi negatif AM untuk informasi
suaranya. Indonesia menggunakan PAL B yang mengalokasikannya membutuhkan
lebar bandwidth 7 MHz.
PAL M (Standar televisi Brazil)
PAL
yang digunakan di negara Brazil menggunakan 525 garis dan 29.97 fps.
Hampir semua negara yang menggunakan PAL M sama halnya menggunakan NTSC.
Dan kebanyakan negara – negara yang menggunakan PAL M cenderung
menggunakan NTSC karena kalau dilihat dari PAL M dengan NTSC sama. PAL M
untuk informasi suaranya menggunakan modulasi frekuensi dan untuk
modulasi videonya ditransmisikan menggunakan modulasi negatif AM
PAL Nc (Standar televisi Argentina)
PAL
Nc (PAL combinasi N), untuk negara Argentina menggunakan 625 garis per
50 Hertz. PAL Nc untuk informasi suaranya menggunakan modulasi frekuensi
dan untuk modulasi videonya ditransmisikan menggunakan modulasi negatif
AMPAL N (Standar televise Uruguay)
PAL N (PAL combinasi N),
untuk negara Uruguay menggunakan 625 garis per 50 Hertz. Di negara
Uruguay biasanya menggunakan juga PAL DVD yaitu televise dengan
menggunakan DVD langsung dalam siaranya. PAL N untuk informasi suaranya
menggunakan modulasi frekuensi dan untuk modulasi videonya
ditransmisikan menggunakan modulasi negatif AM.
PAL L
PAL
L untuk informasi suaranya menggunakan modulasi frekuensi dan untuk
modulasi videonya ditransmisikan menggunakan modulasi positif AM.
Penggunaan PAL L sama halnya dengan menggunakan standar televisi SECAM
yaitu menggunakan 625 garis/50Hertz dan menggunakan 15.625 kHz kecepatan
garisnya. Penggunaan televisi PAL L ini tidak untuk televisi nasional
tetapi digunakan untu televisi jaringan dihotelhotel.
NTSC
NTSC
(National Television Systems Committee) adalah standard untuk transmisi
televisi analog di Amerika Serikat dan beberapa negara di dunia,
termasuk beberapa negara, diantaranya Samoa Amerika, Antigua dan
Barbuda, Aruba, Bahama, Barbados, Belize, Bermuda, Bolivia, British
Virgin Islands, Kanada, Cayman Islands, Chile, Kolombia, Kosta Rika,
Kuba, Diego Garcia, Dominika, Republik Dominika, Ekuador, El Salvador,
Fiji, Grenada, Guam, Guatemala, Guyana, Haiti, Honduras, Jamaika,
Jepang, Kepulauan Leeward, Kepulauan Marshall, Meksiko, Mikronesia, Atol
Midway, Montserrat, Myanmar, Antillen Belanda, Nikaragua, Kepulauan
Mariana Utara, Palau, Panama, Peru, Filipina, Samoa, Korea Selatan, St
Kitts dan Nevis, St Lucia, St Vincent dan Grenadines, Suriname, Taiwan,
Trinidad dan Tobago, AS Virgin Islands, dan Venezuela .
NTSC
dibangun pada tahun 1953 oleh National Television Systems Committee.
NTSC mendefinisikan standard video yang menyediakan 482 garis resolusi
vertical dan 16 juta warna. NTSC mentrasmisikan 525 garis, tetapi
beberapa garis digunakan untuk sync, vertical retrace, dan closed
captioning.
Berbeda halnya dengan PAL , NTSC membagi 25 baris per
frame dan sebanyak 30 frame dalam satu detiknya atau 29,97 frame
perdetik (fps). NTSC melakukannya dengan memberikan 59,94
setengah-interlaced frame / detik.
Interlace adalah teknik
alternating transmisi garis genap dan garis ganjil untuk meningkatkan
resolusi efektif tanpa meningkatkan pemanfaatan bandwidth. NTSC memiliki
rasio aspek 4:3.
PERBEDAAN UTAMA:
FPS atau frame per
second yang lebih tinggi dari PAL, dimana pada pal system, fps-nya
adalah 25fps, yang berarti dalam 1 detik video kamera merekam 25 gambar,
sedangkan pada NTSC menggunakan fps 29,97.
Resolusi gambar NTSC
adalah 720×480 sedangkan PAL adalah 720×576, yang berarti pada PAL
gambar sedikit lebih besar atau ‘tinggi’ daripada NTSC
KEKURANGAN:
Apa dampak dari perbedaan fps dan resolusi? salah satunya adalah
bila melakukan ‘backup’ atau transfer data ke media lain misalnya ke
hardisk untuk melakukan editing, maka waktu untuk editing dan rendering
data dari handycam NTSC akan relatif lebih lama untuk diproses karena
lebih banyaknya data yang ada (+- 20%) apabila dibandingkan dengan PAL
system.
Bila hendak menggabungkan hasil shooting dari handycam
NTSC dengan hasil shooting handycam PAL, maka banyak software editing
video mengalami kesulitan untuk bekerja dengan 2 system dan resolusi
yang berbeda tersebut, sehingga muncul peringatan ataupun error. Dalam
hal ini, biasanya salah satu format color system harus di-convert
terlebih dahulu sehingga kedua video memiliki color system yang sama
(NSTC yang diconvert ke PAL, atau sebaliknya)
Kesulitan untuk
menjual kembali, dikarenakan banyak orang tidak menginginkan handycam
dengan color system NTSC, karena dianggap format ‘asing’ yang memang
biasanya barang bawaan dari luar negeri, dan tanpa disertai garansi.
KELEBIHAN:
Kelebihan menggunakan video camcorder berformat NTSC adalah
tingginya FPS, yang menyebabkan lebih banyak jumlah gambar yang
tertangkap, dan hal ini sangat bermanfaat bagi para penggemar video
shooting atau movie maker yang membutuhkan efek ’slow motion’. Sehingga
dengan video kamera NTSC, diperoleh hasil perlambatan yang lebih smooth
karena data gambar tersedia lebih banyak, lain halnya dengan PAL, yang
bila diperlambat akan lebih blurry karena kemampuan tangkap gambar 25
gambar per detik
Gambar yang dihasilkan bila di-play ke televisi
langsung, juga tampak sedikit lebih smooth bagi mereka yang dapat
membedakannya, juga dikarenakan fps yang lebih tinggi dari PAL.
Bila data video perlu di-backup ke vcd atau dvd video dan dikirimkan ke
relasi di luar negeri yang negaranya menganut color system NTSC, maka
tidak ada kesulitan dengan hal ini. catatan: tv kita biasanya diset
menjadi auto color system, sehingga otomatis switch antara pal (stasiun
tv) dan ntsc (dvd movie).
Coretan Dinding
Senin, 20 Mei 2013
Sabtu, 09 Juni 2012
Sual UAS TEORI SMAN 60 Jakarta
Berikut adalah soal UAS teori kelas X dan XI
Peraturan :
Nama file : UAS(spasi)Nama Lengkap(spasi)Kelas
contoh : UAS Budi X-1
Di subjek emailnya :
UAS(spasi)Nama Lengkap(spasi)Kelas
contoh : UAS Budi X-1
Email harus saya terima paling lambat pukul : 10.00 wib, tanggal 9 Juni 2012 ke nicofricaputra@yahoo.co.id
soal UAS kelas X bisa di download disini
Soal UAS kelas XI bisa di download disini
Peraturan :
Nama file : UAS(spasi)Nama Lengkap(spasi)Kelas
contoh : UAS Budi X-1
Di subjek emailnya :
UAS(spasi)Nama Lengkap(spasi)Kelas
contoh : UAS Budi X-1
Email harus saya terima paling lambat pukul : 10.00 wib, tanggal 9 Juni 2012 ke nicofricaputra@yahoo.co.id
soal UAS kelas X bisa di download disini
Soal UAS kelas XI bisa di download disini
Senin, 04 Juni 2012
Membuat Sistem Informasi Kasir Sederhana berbasis Microsoft Excel
Microsoft
Excel merupakan salah satu program yang telah disediakan oleh Microsoft office
yang pada umumnya digunakan dalam pembuatan sistem pembukuan, dan data lainnya
yang umumnya diolah dalam bentuk angka.
Dalam
Tutorial ini sendiri kita akan membuat sebuah sistem informasi kasir sederhana
menggunakan Microsoft excel. Dalam tutorial ini kita juga akan membuat sistem
informasi mengenai stok barang dan keuntungan dari penjualannya. Pembuatan
turorial ini menggunakan Microsoft excel 2007, namun bagi pengguna yang
menggunakan Microsoft excel 2003, 2010 atau versi yang lainnya tetap bisa mengikuti
tutorial ini karena pada dasarnya fungsinya juga sama.
Langkah
1.
Berikan nama toko
program yang akan anda buat, misal TOKO SUKA MAKMUR, atau seperti contoh
berikut :
Langkah
2
Buat
daftar belanja pelanggan, pernah belanja ke CK ato Indomaret? Nah kita buat
kayak daftar belanja yang ada di komputer disana. Untuk itu kita ketikkan
NO, KODE BARANG, QTY (dengan cabang eceran,grosir), NAMA BARANG, HARGA (eceran,grosir),
dan JUMLAH BARANG seperti biasa, di lembar kerja sheet1. Atau seperti
contoh dibawah :
Langkah
3
Kita
buat database barang yang akan kita jual di toko. Namun kita membuatnya di
dalam sheet2. Hal ini dilakukan agar terlihat lebih rapi karena terletak dalam
sheet yang berbeda. Seperti contohnya dibawah ini :
Langkah
4.
Sekarang
kita buat fungsi agar saat kita mengetik kode barang nanti akan muncul nama
barang dan harganya. Dengan menggunakan fungsi VLOOKUP.
Isikan
fungsi pada cell nama barang dengan memanfaatkan VLOOKUP. Seperti di bawah ini
:
Gunakan cell2 kode barang(B6) sebagai kode yang dicari. Cell yang di beri
fungsi VLOOKUP (seperti gambar dibawah ini):
Maka hasilnya bila
dimasukkan kode salah satu barangnya akan muncul nama barangnya . Seperti lihat
gambar dibawah :
Lakukan VLOOKUP juga
pada harga eceran begitu pula dengan grosirnya, seperti gambar dibawah
ini :
Sehingga akan muncul .
VLOOKUP disini
berfungsi untuk melakukan pencarian data secara vertical terhadap cell yang
telah dipilih sebelumnya.
Langkah
5
Setelah harga dan nama
barang sudah muncul, sekarang tinggal mengolah data untuk proses
menjumlahkannya.
Artinya, jumlah
=QTY eceran*harga eceran+QTY grosir*harga grosir
Perlu
diperhatikan dalam pengisian nilai QTY adalah pemberian angka nol (0) jika
dalam QTY tersebut tidak ada pembelian. Kalaupun cuma membeli eceran tidak
membeli secara grosir, ketik angka 0 di QTY grosir, karena kalo dibiarkan dalam
teks kosong akan keluar error dalam fungsinya.
Di cell keterangan diisi
kalo barang yang kita jual mencukupi stock yang tersedia, oleh karena itu
cell ket berisi rumus seperti berikut:
Artinya, =IF(B6=”",”",IF(Q6-C6-D6*J6<0,”tidak
ada”,”ada”)).
Untuk Q6 seperti
berikut :
Q6 : untuk jumlah stock untuk kode barang pake
=IF(B6=”",”",VLOOKUP(B6,$K$6:$O$25,5,FALSE))
C6 : untuk jumlah eceran
D6 : untuk jumlah grosir
J6 : untuk jumlah eceran tiap grosir,
(karena tiap barang mememiliki grosiran yang beda maka gunakan VLOOKUP lagi
untuk memeriksa banyak eceran per grosir pada tiap barang). Maka, function
untuk J6 dan seterusnya… digunakan =IF(B6=”",”",VLOOKUP(B6,$K$6:$P$25,6,FALSE)).
Baik, setelah
mengkalkulasi dan mendapat hasil = if
(B6=”",”",IF(O6-C6-D6*J6<0,”tidak ada”,”ada”)), Ini artinya jika
jumlah barang yang kita jual melebihi jumlah stock (dalam hal ini jumlah barang
dijual dikurangi jumlah stock akan berhasil negative) akan keluar kata stock
kurang bila tidak hanya tulisan ada yang keluar di cell ket.
Selanjutnya, untuk tutorial selengkapnya dalam bentuk PDF silahkan download disini
Selanjutnya, untuk program kasir dalam bentuk microsoft excel silahkan download disini
Senin, 12 Maret 2012
Pengertian kolom To, CC dan Bcc pada email
Berkirim pesan/surat melalui email sering
dijumpai pada hari-hari ini. Tidak peduli apakah Anda seorang karyawan biasa
ataupun bos dari suatu perusahaan, menguasai email sangatlah disarankan.
Kegunaan daripada email antara lain: Mengirimkan email kepada satu orang
penerima Mengirimkan email untuk beberapa penerima sekaligus Mengirimkan email
kepada seseorang/beberapa orang penerima sekaligus dan juga mengirimkannya
sebagai terusan/tembusan untuk penerima lain Ketika kita menulis email baru,
kita akan dihadapkan pada kolom To, Bcc, Cc, serta kotak tempat kita menuliskan
pesan yang akan dikirimkan. Nah yang sering kali diabaikan adalah kolom Bcc dan
kolom Cc, apa maksud dari Bcc dan Cc? Mari kita telaah ketiga kolom tersebut:
kolom To:
Disini kita mengetikkan alamat tujuan
pengiriman email. Kita dapat mengirimkan sebuah alamat email saja, atau
sekaligus beberapa alamat. Setiap alamat email bisa dipisahkan dengan tanda
koma “,”.
Misalnya: penerimasatu@domain.com,
penerimadua@domain.com dst. Dalam konteks tersebut, penerima satu dan dua akan
tahu kepada siapa saja email tersebut dikirimkan. kolom Cc: Ini merupakan kependekan dari “Carbon
Copy“. Ini mirip dengan istilah pertama diatas.
Bedanya terlihat kepada kesan kepada siapa email utama ditujukan, dan kepada
siapa salinan email juga akan dibaca.
Penerima yang dituliskan dalam kolom To: akan
dapat melihat alamat email penerima lainnya, dan begitu juga sebaliknya.
Penggunaan seperti ini biasanya digunakan ketika kita ingin memberitahukan
pihak lain ketika kita mengirimkan email kepada penerima utama. Contoh: Saya
ingin berkirim email kepada Pak Deny, dan saya ingin pula Pak Budi menerima
salinan email tersebut. Pak Deni tahu bahwa email saya juga dikirimkan ke Pak
Budi (sebagai salinan), dan begitu juga sebaliknya dengan Pak Budi. kolom Bcc: Kependekan dari “blind
carbon copy“. Sedikit
berbeda dengan Cc: seperti dijelaskan diatas. Disini, semua penerima yang
dituliskan dibagian Bcc: tidak tahu kepada siapa saja email tersebut
dikirimkan. Seolah-olah, email tersebut dikirimkan satu per satu ke setiap
penerima. Padahal, kita hanya mengirimkan satu kali, langsung kebeberapa
penerima. Satu-satunya alamat email lain yang terlihat adalah alamat email pada
kolom To:. Untuk menghindari supaya tidak ada alamat email lain yang terlihat
(selain alamat email Anda sendiri), Anda bisa memasukkan alamat email Anda
sendiri pada kolom To:, kemudian masukkan alamat email penerima lain dalam
kolom Bcc:. Jika kita sudah mengetahui arti daripada kolom To, Cc dan Bcc, maka
kemungkinan besar sekarang kita bisa memaksimalkan dari penggunaan email.
Semoga artikel ini berguna bagi anda pengguna email. :)
Baca juga :
Baca juga :
Bilangan biner dan konversinya
Pengertian Bilangan Biner. Disini saya akan menjelaskan mengenai Pengertian
Bilangan Biner. Bilangan Biner atau binary atau binary digit (dapat disingkat
menjadi bit) adalah salah satu jenis dari sistem bilangan yang ada. Bilangan
Biner terdiri dari angka 0 dan 1.
Bilangan
Biner umum digunakan pada dunia komputasi. Komputer menggunakan Bilangan Biner
agar bisa saling berkomunikasi antar komponen (hardware) maupun antar sesama
komputer. Karena komputer hanya menggunakan bahasa mesin, yaitu apabila
komputer mendapatkan sinyal listrik atau tegangan listrik (Volt), berarti
bernilai 1. Apabila komputer tidak mendapatkan sinyal listrik atau tegangan
listrik, berarti bernilai 0.
Bilangan
Biner dapat dikonversikan ke jenis sistem bilangan lain seperti bilangan
Desimal dan Oktal. Manusia sering menggunakan bilangan Desimal dalam
kehidupannya sehari-hari. Bilangan Biner dan jenis sistem bilangan lainnya
saling menyusun satu sama lain. Misalnya bilangan biner 00000010 merupakan
angka 2 dalam bilangan Desimal. Begitupun sebaliknya, apabila angka 2 Desimal,
maka berarti angka 00000010 dalam Bilangan Biner
Bilangan
Biner digunakan juga untuk menyusun suatu data ataupun file yang terdapat di
dalam komputer. Misalnya terdapat suatu file yang berukuran 1MB (Mega Byte).
Apabila 1 Byte = 8 bit, berarti file tersebut tersusun atas beratus-ratus bit
menjadi sebuah file tersebut.
Bilangan
Biner juga digunakan untuk berkomunikasi antar sesama komputer dalam suatu
jaringan. Karena komputer hanya mengerti Bilangan Biner, maka komputer menstransmisikan
sinyal-sinyal listrik ke perangkat jaringan untuk bisa berkomunikasi satu sama
lain.
Bilangan
Biner sangat penting dalam menyusun suatu jaringan komputer. Untuk menyusun
suatu IP Address, Bilangan Biner sangatlah diperlukan.
Bilangan desimal adalah bilangan yang menggunakan 10
angka mulai 0 sampai 9 berturut2. Setelah angka 9, maka angka berikutnya adalah
10, 11, 12 dan seterusnya. Bilangan desimal disebut juga bilangan berbasis 10.
Contoh penulisan bilangan desimal : 1710. Ingat, desimal berbasis
10, maka angka 10-lah yang menjadi subscript pada penulisan bilangan desimal.
Bilangan biner adalah bilangan yang hanya menggunakan
2 angka, yaitu 0 dan 1. Bilangan biner juga disebut bilangan berbasis 2. Setiap
bilangan pada bilangan biner disebut bit, dimana 1 byte = 8 bit. Contoh
penulisan : 1101112.
Bilangan oktal adalah bilangan berbasis 8, yang
menggunakan angka 0 sampai 7. Contoh penulisan : 178.
Bilangan
heksadesimal, atau bilangan heksa, atau bilangan basis 16, menggunakan 16
buah simbol, mulai dari 0 sampai 9, kemudian dilanjut dari A sampai F. Jadi,
angka A sampai F merupakan simbol untuk 10 sampai 15. Contoh penulisan : C516.
Hmm....
Sepertinya prolognya sudah cukup. Lanjut ke proses kalkulasi…
Hmm....
Sepertinya prolognya sudah cukup. Lanjut ke proses kalkulasi…
Desimal ke binner
Saya langsung saja ambil
sebuah contoh bilangan desimal yang akan dikonversi ke biner. Setelah itu, akan
saya lakukan konversi masing-masing bilangan desimal, biner,
oktal dan heksadesimal.
Misalkan bilangan desimal yang
ingin saya konversi adalah 2510.
Maka langkah yang dilakukan
adalah membagi tahap demi tahap angka 2510 tersebut dengan 2,
seperti berikut :
25 : 2 = 12,5
Jawaban di atas memang benar,
tapi bukan tahapan yang kita inginkan. Tahapan yang tepat untuk melakukan
proses konversi ini sebagai berikut :
25 : 2 = 12 sisa 1.
—–> Sampai disini masih mengerti kan? ...
Langkah selanjutnya adalah
membagi angka 12 tersebut dengan 2 lagi. Hasilnya sebagai berikut :
12 : 2 = 6 sisa
0. —–> Ingat, selalu tulis sisanya.
Proses tersebut dilanjutkan
sampai angka yang hendak dibagi adalah 0, sebagai berikut :
25 : 2 = 12 sisa 1.
12 : 2 = 6 sisa 0.
6 : 2 = 3 sisa 0.
3 : 2 = 1 sisa 1.
1 : 2 = 0 sisa 1.
0 : 2 = 0 sisa 0…. (end)
Nah,
setelah didapat perhitungan tadi, pertanyaan berikutnya adalah, hasil
konversinya yang mana? Ya, hasil konversinya adalah urutan seluruh sisa-sisa
perhitungan telah diperoleh, dimulai dari bawah ke atas.
Maka
hasilnya adalah 0110012. Angka 0 di awal tidak perlu ditulis,
sehingga hasilnya menjadi 110012. Mengerti? …
Desimal ke oktal
Lanjut…..
sekarang saya akan menjelaskan
konversi bilangan desimal ke oktal.
Proses konversinya mirip
dengan proses konversi desimal ke biner, hanya saja kali ini pembaginya adalah
8. Misalkan angka yang ingin saya konversi adalah 3310. Maka :
33 : 8 = 4 sisa 1.
4 : 8 = 0 sisa 4.
0 : 8 = 0 sisa 0….(end)
Hasilnya? Coba tebak…418!!!
Desimal ke
heksadesimal
Sekarang
tiba waktunya untuk mengajarkan proses konversi desimal ke heksadesimal…
Seperti
biasa, langsung saja ke contoh. Hehe…
Misalkan
bilangan desimal yang ingin saya ubah adalah 24310. Untuk menghitung
proses konversinya, caranya sama saja dengan proses konversi desimal ke biner,
hanya saja kali ini angka pembaginya adalah 16. Maka :
243
: 16 = 15 sisa 3.
15 :
16 = 0 sisa F. —-> ingat, 15 diganti jadi F..
0
: 16 = 0 sisa 0….(end)
Nah,
maka hasil konversinya adalah F316. Mudah, bukan?
Fiuh..
Lanjut lagi…
Lanjut lagi…
Biner ke
desimal
Sekarang
kita beralih ke konversi bilangan biner ke desimal. Proses konversi bilangan
biner ke bilangan desimal adalah proses perkalian setiap bit pada bilangan
biner dengan perpangkatan 2, dimana perpangkatan 2 tersebut berurut dari kanan
ke kiri bit bernilai 20 sampai 2n.
Langsung
saja saya ambil contoh bilangan yang merupakan hasil perhitungan di atas, yaitu
110012. Misalkan bilangan tersebut saya ubah posisinya mulai dari
kanan ke kiri menjadi seperti ini.
1
0
0
1
1
Nah, saatnya mengalikan setiap bit dengan perpangkatan 2. Ingat, perpangkatan 2 tersebut berurut mulai dari 20 sampai 2n, untuk setiap bit mulai dari kanan ke kiri. Maka :
Nah, saatnya mengalikan setiap bit dengan perpangkatan 2. Ingat, perpangkatan 2 tersebut berurut mulai dari 20 sampai 2n, untuk setiap bit mulai dari kanan ke kiri. Maka :
1
——> 1 x 20 = 1
0
——> 0 x 21 = 0
0
——> 0 x 22 = 0
1
——> 1 x 23 = 8
1
——> 1 x 24 = 16 —> perhatikan nilai
perpangkatan 2 nya semakin ke bawah semakin besar
Maka
hasilnya adalah 1 + 0 + 0 + 8 + 16 = 2510.
Nah, bandingkan hasil ini dengan angka desimal yang saya ubah ke biner di awal tadi. Sama bukan?
Nah, bandingkan hasil ini dengan angka desimal yang saya ubah ke biner di awal tadi. Sama bukan?
Biner ke oktal
Sudah ini, sudah itu,
sekarang….nah, konversi bilangan biner ke oktal. hehe…
siap?...
Untuk
merubah bilangan biner ke bilangan oktal, perlu diperhatikan bahwa setiap
bilangan oktal mewakili 3 bit dari bilangan biner. Maka jika kita memiliki
bilangan biner 1101112 yang ingin dikonversi ke bilangan oktal, langkah pertama
yang kita lakukan adalah memilah-milah bilangan biner tersebut, setiap bagian 3
bit, mulai dari kanan ke kiri, sehingga menjadi seperti berikut :
110
dan
111
Sengaja
saya buat agak berjarak, supaya lebih mudah dimengerti. Nah, setelah dilakukan
proses pemilah2an seperti ini, dilakukan proses konversi ke desimal terlebih
dahulu secara terpisah. 110 dikonversi menjadi 6, dan 111 dikonversi menjadi 7.
Hasilnya kemudian digabungkan, menjadi 678, yang merupakan bilangan
oktal dari 1101112…
“Tapi,
itu kan kebetulan bilangan binernya pas 6 bit. Jadi dipilah-pilah 3 pun masih pas. Gimana kalau
bilangan binernya, contohnya, 5 bit?”
Hehe…Gampang..
Contohnya
110012. 5 bit kan?...
Sebenarnya
pemilah-milahan itu dimulai dari kanan ke kiri.
Jadi hasilnya 11 dan 001. Ini kan sebenarnya sudah bisa masing2 diubah ke dalam
bentuk desimal. Tapi kalau mau menambah kenyamanan di mata, tambahin aja 1
angka 0 di depannya. Jadi 0110012. Tidak akan merubah hasil
perhitungan kok. Tinggal dipilah-pilah seperti tadi.
Okeh?...
Biner ke
heksadesimal
Selanjutnya adalah konversi
bilangan biner ke heksadesimal.
Hmm…
Sebagai
contoh, misalnya saya ingin ubah 111000102 ke bentuk heksadesimal.
Proses konversinya juga tidak begitu rumit, hanya tinggal memilahkan bit-bit tersebut menjadi kelompok-kelompok 4 bit. Pemilahan dimulai dari
kanan ke kiri, sehingga hasilnya sbb :
1110
dan 0010
Nah,
coba lihat bit-bit tersebut. Konversilah bit-bit tersebut ke desimal terlebih dahulu satu persatu, sehingga didapat :
1110
= 14
dan 0010 = 2
Nah,
ingat kalau 14 itu dilambangkan apa di heksadesimal? Ya, 14 dilambangkan dengan
E16.
Dengan
demikian, hasil konversinya adalah E216.
Seperti
tadi juga, gimana kalau bilangan binernya tidak berjumlah 8 bit?
Contohnya
1101012?..
Yaa…Seperti
tadi juga, tambahin aja 0 di depannya. Tidak akan memberi pengaruh apa-apa kok ke
hasilnya. Jadi setelah ditambah menjadi 001101012. Selanjutnya,
sudah gampang kan?...
Oktal ke
desimal
Selanjutnya,
konversi bilangan oktal ke desimal. Hal ini tidak terlalu sulit. Tinggal
kalikan saja setiap bilangan dengan perpangkatan 8. Contoh, bilangan oktal yang
akan dikonversi adalah 718. Maka susunannya saya buat menjadi
demikian :
1
7
dan
proses perkaliannya sbb :
1 x
80 = 1
7 x
81 = 56
Maka
hasilnya adalah penjumlahan 1 + 56 = 5710.
Oktal ke biner
Habis
konversi oktal ke desimal, maka saat ini giliran oktal ke biner. Hehe..Langsung
ke contoh. Misalkan saya ingin mengubah bilangan oktal 578 ke biner. Maka langkah yang saya
lakukan adalah melakukan proses konversi setiap bilangan tersebut masing-masing ke 3 bit bilangan biner.
5 = 1012.
7 = 1112,
jika
dikonversi ke biner menjadi…?
Maka
hasilnya adalah 1011112. Jamin benar deh…
Oktal ke heksadesimal
Hmm…
Berarti…
Sekarang giliran konversi
oktal ke heksadesimal.Untuk konversi oktal ke heksadesimal, kita akan
membutuhkan perantara, yaitu bilangan biner. Maksudnya? Maksudnya adalah kita
konversi dulu oktal ke biner, lalu konversikan nilai biner tersebut ke nilai
heksadesimalnya. Nah, baik yang konversi oktal ke biner maupun biner ke
heksadesimal kan udah dijelaskan. Coba buktikan, bahwa bilangan oktal 728 jika dikonversi ke heksadesimal
menjadi 3A16. Bisa kan?...
Bisa dong…
Heksadesimal ke desimal
Selanjutnya
adalah konversi bilangan heksadesimal ke desimal.Untuk proses konversi ini,
caranya sama saja dengan proses konversi biner ke desimal, hanya saja kali ini
perpangkatan yang digunakan adalah perpangkatan 16, bukan perpangkatan 2.
Sebagai contoh, saya akan melakukan konversi bilangan heksa C816 ke bilangan desimal. Maka saya ubah
dulu susunan bilangan heksa tersebut, mulai dari kanan ke kiri, sehingga
menjadi sebagai berikut :
8
C
dan
kemudian dilakukan proses perkalian dengan perpangkatan 16, sebagai berikut :
8 x
160 = 8
C x
161 =
192 ——> ingat, C16 merupakan lambang dari 1210
Maka
diperolehlah hasil konversinya bernilai 8 + 192 = 20010.
Heksadesimal
ke biner
Tutorial berikutnya, konversi
dari heksadesimal ke biner.
Dalam
proses konversi heksadesimal ke biner, setiap simbol dalam heksadesimal
mewakili 4 bit dari biner. Misalnya saya ingin melakukan proses konversi
bilangan heksa B716 ke bilangan biner. Maka setiap simbol di bilangan heksa
tersebut saya konversi terpisah ke biner. Ingat, B16 merupakan simbol untuk
angka desimal 1110. Nah, desimal 1110 jika dikonversi ke
biner menjadi 10112, sedangkan desimal 710 jika
dikonversi ke biner menjadi 01112. Maka bilangan binernya adalah
101101112, atau kalau dibuat ilustrasinya seperti berikut ini :
B
7 —-> bentuk heksa
11
7 —-> bentuk desimal
1011
0111
—-> bentuk biner
Hasilnya
disatukan, sehingga menjadi 101101112. Understood? ...
Heksadesimal ke oktal
Heksadesimal ke oktal
Last but not least, konversi
heksadesimal ke oktal.
Nah,
sama seperti konversi oktal ke heksadesimal, kita membutuhkan bantuan bilangan
biner. Lakukan terlebih dahulu konversi heksadesimal ke biner, lalu konversikan
nilai biner tersebut ke oktal. Sebagai latihan, buktikan bahwa nilai
heksadesimal E716 jika
dikonversi ke oktal menjadi 3478.
Langganan:
Postingan (Atom)